Thursday, July 21, 2011

Kepala Kejaksaan Tinggi Kaltim: Korupsi Sedikit tak Apa-apa. (Nggak kaget sih, tapi langsung pingsan)

Tentu saja, postingan ini saya ambil dari situs berita.

Tujuannya untuk dokumentasi, pasalnya ssttt... bukan rahasia, kadangkala (ini kadangkala lho qiqiqi) artikel berisi kabar kontroversial bisa tiba-tiba ngilang karena kepentingan para boss yang tercolek isi berita.


Soal artikel yg menguap di situs media online, salah satunya soal dugaan korupsi oleh bos pertambangan alumunium di Sumatera yang bermitra dengan Jepang, dulu bangets. Sampeyan ubek-ubek di media online, ndak bakalan ketemu, "Aman tuh barang," kata seorang kawan di Senayan. Qeqeqe

Eits, posting ini bukan juga agar pengunjung mbludak dan hiruk-pikuk. Saya mah geregetan. Begitu juga kawan-kawan di situs sosial lainnya kayak FB dan Twitter.

Nah sebelum lenyap dari 'peredaran' di dunia maya dan sang juragan bisa ngeles. "Nggak ada tuh beritanya!", makanya saya posting dan juga simpen Web Page-nya. Btw trims buat teman-teman Tribun.

++++

Kajati: Korupsi Sedikit tak Apa-apa
Tribun Kaltim - Selasa, 19 Juli 2011 18:25 WITA


TANJUNG REDEB, tribunkaltim.co.id - Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Timur Faried Harianto, SH mengatakan, perbuatan korupi  yang terbilang tidak besar nilainya tidak perlu dipermasalahkan.

Namun, dia mengimbau agar pejabat pintar-pintar bermain dan jangan sampai ketahuan. Demikian diungkapkan Kajati saat melakukan pengarahan tentang "Upaya Pencegahan Korupsi" di hadapan pejabat di lingkungan Pemkab Berau, Selasa (19/7/2011).

"Pejabat harus pintar-pintar, jangan sampai ketahuan.  Karena kalau ketahuan siapapun dihukum. Bukan membolehkan, tapi pintar-pintar. Penegak hukum harus bijak, korupsi dikit-dikit tidak apa-apa. Mark up-mark up dikit tidak masalah," papar Faried bersama Bupati Berau Makmur HAPK di hadapan para pejabat Pemkab Kukar.

Faried juga mengatakan akan melakukan penanganan kasus yang niai korupsinya besar. Acara tersebut juga disaksikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Berau dan jajarannya. Faried juga tida merinci berapa target kasus korupsi dalam tahun ini di Kaltimantan Timur.

"Di tipikor, jaksanya saja ongkosnya ratusan juta, sidangnya di Samarinda. Misalnya Jaksa bolak-balik ke Berau, memeriksa saksi-saksi dan lain-lain, padahal korupsinya Rp 20 juta, jadi negara rugi bukan untung. Makanya cari yang besar jangan yang kecil. Kalau yang kecil banyak mudharatnya daripada manfaatnya, itulah azas manfaat," katanya.**

Penulis : Feri Mei Efendi
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim

1 comment:

  1. ya begitu lah, menurut mereka uang puluhan juta tuh emang ga begitu besar, tapi kalo bagi kita selaku rakyat yg udah lama diinjak2 koruptor, uang sebesar itu sangat berarti.

    ReplyDelete