Sunday, June 5, 2016

605





















Dear maskapai kesayangan, saya mau crita.

Dalam penerbangan #* 605 kemarin dr Makassar ke Jakarta, saya duduk di kursi aisle. Itu lho kursi deket gang/lorong kabin pesawat. saya akui saya tertidur dan ternyata dengkul saya rada melebar, menjorok keluar gitu deh.

Sepuluh menit dibuai ayunan Boeing 787, terimakasih ya, saya dibangunin dengan 'mesra', karena "gerobak ransum" menyentuh dengkul saya.

Menyentuh ya Kak? Kalau saya bilang "menabrak" nanti saya dibilang: sok drama loe?! :P

Keras ya Kakak? Saya ndak mau berdebat soal itu, ora ono ukuranne je. Ntar didebat benturannya diukur dg rumus fisika. Rempong! Apalagi nilai fisika sejak SMP jeblok, SMA ambil jurusan IPS. Kuliah di Fisip :)

Sakit ya Kakak? Pokoknya saya terbangun. meringis. Mak nyoss!

Marah ya Kakak? Ndak terlintas sedikit pun Dik, palagi ketika ditanya: Bapak mau makan apa? Nasi ayam atau nasi ikan? Mak nyess... ademmm :D

Yang saya lakukan adalah tetap duduk dengan tenang, makan puding yang satu paket dengan nasi ayam, lalu meluruskan kaki: sekadar memastikan bahwa dengkul kekar saya no-trouble, tidak ada cedera kayak Ronaldo the Phenomenon dr Brazil itu lho. Bukan Ronaldo CR7.

Alhamdulillah, tidak apa-apa. Rada linu sepertinya, itupun lebih karena kaget.

Kok nggak komplen? Nggak ngamuk? Kan situ konsumen, pelanggan rajawali terbang, pemegang kartu frequent flyer yang sudah gold.

Atau mbok ya sekadar mengingatkan: "Mbak, hati-hati dong kalau ndorong box makan. Tadi kena dengkul saya lho."

Ndak tau kenapa, pada detik-detik itu saya malah teringat dengan insiden polah kurang ajar penumpang pada kru pesawat yang pekan lalu jadi viral.

Lho kan nggak ada hubungannya? Saya kan korban?

Kampret memang, karakter introvert, pemalu dan kikukan saya (sumpah! Beneran deh :P) bikin saya nggak berani melawan, i'm the victim that blame myself, ga berkutik menuntut kompensasi atas kekagetan di ketinggian 13 ribu kaki, di atas Laut Jawa sisi timur.

Saya menyerah. Dan yang terasa berikutnya adalah puding rasa guava begitu terasa nikmat. Kenyal. Lumer di mulut. Pas dengan kopi susu yang saya request berikutnya.
Alhamdulillah, dengkul kiri saya (kayaknya) baik-baik saja. Indikatornya: sore ini tuntas lari 4K, 30 menit 38 detik. :)

No comments:

Post a Comment