Thursday, February 2, 2017

Telemarketing

Ini cara jitu bikin telemarketer / marketer / marketing bank berhenti dan kapok menelpon kita lagi. 

Ditawari aneka produk finansial seperti kredit tanpa agunan, kartu kredit, asuransi dll merupakan hal biasa. Wajarlah karena mereka sedang memburu penjualan produk dan menghimpun konsumen atau nasabah sebanyak mungkin.

Tapi kalau terlalu sering, sehari bisa tiga kali, ya kadang berasa terganggu. Tak jarang, kita sudah menolak tawaran Bank Anu, tapi esok hari telemarketer dari bank yang sama menelpon lagi. Hanya beda penelpon.

Nah kini adek-adek yang dulu nawarin pinjaman tanpa agunan, kartu kredit dll via nelpon... kini memperbanyak 'platform' dengan menghubungi lewat WA.

Nomor-nomor kontak dilihat dari sumber yang sama: database nasabah yang diperjualbelikan.

Bedanya, dulu nomor itu ditelponin. Sekarang nomor disimpan dan kirim WA penawaran pakai wifi kantor, kos-kosan, kantin dll.

Awalnya, agar mereka tidak berlama-lama memaparkan produk, maka saya menjawab bahwa saya tidak punya kartu kredit.

Btw, tawaran kartu kredit, tambahan plafon pinjaman, KTA dll lazimnya mensyaratkan kepemilikan kartu kredit.

Tapi sudah berkali-kali saya bilang saya nggak punya kartu kredit kok pada nggak percaya to? Artinya data saya belum dihapus dari database mereka.

Belakangan saya pakai cara paling jitu yang bikin mereka kapok nelpon. Jika mereka dari Bank XXX, ya saya jawab: "Lho saya juga kerja di Bank XXX cabang kota ABC!" 

Sebut aja salah satu kota besar, Jakarta Bandung Surabaya Jogja Makassar Medan dll dsb.

99% persen nama kita akan dihapus dari database prospek mereka, di-blacklist, ndak ditelpon/WA lagi, karena SOPnya ndak boleh nawarin ke karyawan/internal. Sependek yang saya tahu lho :)

Kalau masih nelpon ya berarti masuk hitungan yang 1%, ingin ta'aruf ;) #uhuyyy

No comments:

Post a Comment