Sunday, September 17, 2017

September: bulan berlatih lari bersama

Beberapa kawan merayakan bulan kesembilan ini dengan mengulik tentang G30S, pemutaran film dan hal lain yang bersinggungan dengan '65.

Jika terkait hal itu, saya sendiri akan membaca ulang artikel nan panjang mas Made Supriatma yang di unggah tanggal 29 bulan ini di tahun lalu. Semoga link-nya masih ada, meskipun beberapa pihak dan kawan baik bisa saja tidak merasa nyaman dengan artikel itu.

Di sisi lain, saya juga punya pilihan bagaimana melakukan selebrasi untuk September ini.
Saya merayakannya dengan mengingat kembali bahwa di bulan ini, 1-2 tahun lalu, merupakan puncak latihan beberapa kawan yang memacu dirinya sendiri dan sekaligus percaya bahwa dirinya mampu merengkuh target maksimal di bulan berikutnya.

Sebagian memiliki sedikit bekal lari, maksimal berlari hingga menit ke-12. Dan, setelah itu merasa 'engap' tak mampu berlari lagi meskipun semangatnya masih pada level tertinggi.

Ada pula yang berlatih dari nol. Murni dari pejalan kaki dan kemudian menjadi pelari, from walker to runner :). Dengan keyakinan dan kemauan keras, akhirnya mulai berlatih dan terus berlatih, hari ke hari.

Sebagian juga menyimpan memori cedera dari aktivitas fisik sebelumnya. Saya perlu pula menambahkan latihan tambahan yang mendukung performa fisik.

Syukurlah, semuanya berakhir happy ending. Bahkan kemudian rekan-rekan berkalung medali finisher alias medali penamat dari mengikuti acara lomba lari sebagai peserta pelari rekreasional.

Congratz for all. You rock! :D

Tiga seri artikel latihan lari:
- Program dan tabel latihan lari bagi pemula > https://goo.gl/arDSVQ
- Lari nonstop 30 menit pertama kali > https://goo.gl/PfEqZ3
- Next accomplish: sukses berlari 5 km pertama > https://goo.gl/pEf1XF

Saturday, September 16, 2017

Lari nyaman - bahu kekar berkat latihan beban :D


Rute lari kali ini mengarah ke Permata Hijau Jakarta, jaraknya cukup 5 km saja.

Treknya termasuk jalan raya alias road dengan aspal mulus meski di beberapa potong jalan mesti lari di trotoar yang kurang rata. Video tracking lari saya buat memakai aplikasi Relive. Anda juga bisa membuatnya karena mudah, urutan caranya ada di artikel tips membuat video lari.

Lari sesorean ini juga terasa nyaman. Berlari pada kecepatan 'natural', run at my own pace.

Ayunan lengan juga ringan, bahu tidak pegal. Punggung saya juga tidak membungkuk, tetap lurus. Begitu pula pinggul tak merasa kelelahan meski itulah bagian 'engsel' antara tubuh atas dengan kaki.

Saya yakin ini buah dari latihan strength dan latihan beban sederhana sebulanan kemarin: plank, push up, angkat dumble yang fokus melatih core dan bahu. Menu latihan penguatan ini juga saya sarankan kepada kawan-kawan latihan lari lainnya.

Latihan plank misalnya, pada dasarnya membantu memperkuat core atau inti tubuh. Jenis latihan ini memperkuat bahu, perut, paha depan dan terutama pinggul.

Sedangkan push up untuk melatih dan membentuk otot dada dan sebagian bahu. Saya juga melakukan chair dip untuk melatih tricep di lengan belakang.

Sedangkan latihan beban menggunakan dumble 4kg, 6kg dan 2 botol air yang disatukan, saya andalkan untuk memperkuat sekaligus membentuk otot lengan atas dan bahu. Sepertinya sekarang saya mulai 'memanen' hasilnya: lekuk garis otot lengan mulai terbentuk :D

Dan, sore tadi saya sengaja pakai kaos tanpa lengan, pamer biceps hehehe. Hasilnya, dilihatin oleh cewek boncengan motor di Permata Hijau. Awas meleng, dek! :D :P

#run #relive

Thursday, September 14, 2017

Cara Gampang Usir Bau Sepatu Tak Sedap

Sumber: efektips

Pada dasarnya, bau sepatu disebabkan oleh keringat kaki kita. Keringat berlebih seperti setelah berolahraga lari, basket, naik gunung dan bekerja, terserap kaos kaki dan juga tertinggal di dalam dinding sisi dalam sepatu, yang kemudian menimbulkan kondisi lembab.

Nah, dasar dari cara mengurangi aroma tak sedap ini juga berangkat dari penyebabnya: bagaimana kita menyerap kelembaban itu.

Jika kita sudah mengenal silica gel, maka kita bisa menggunakannya. Tetapi, kadang kala kita tidak mudah mendapatkan silica gel karena harus membelinya di toko kimia, toko perkakas, atau supermarket.

Cara alternatifnya justru lebih sederhana. Gunakan saja teh celup

Taruh 2-4 kantong teh celup yang belum dipakai dan kering di dalam rongga sepatu. Simpan dan angin-anginkan sepatu di tempat yang bersirkulasi udara baik seperti teras, ruang tamu, atau carport / garasi. 

Biarkan beberapa jam atau untuk lebih santai biarkan semalaman atau seharian. Niscaya esok paginya, bau sepatu tak enak akan hilang atau minimal berkurang. Aroma juga berasa "kering", seperti aroma daun kering.

Saya juga pernah iseng-iseng bereksperimen kecil-kecilan dengan menaruh teh celup di sepatu Adidas sebelah kanan, sedangkan sepatu kiri tanpa teh celup. Hasilnya, pagi harinya sepatu kanan tidak berbau dan yang kiri masih berbau tidak enak.

Saya sarankan juga, masukkan masing-masing 1 kantong teh celup ke dalam kaos kaki Anda. Angin-anginkan atau gantung di hanger. Kaos kaki saya juga sering beraroma tak sedap setelah dipakai untuk lari, jogging, futsal dan olahraga lainnya.

Oya, cara ini juga tidak dipengaruhi merek sepatu karena penyebabnya adalah keringat dan bukan jenis atau merek. Tips ini juga dipakai untuk semua koleksi sepatu saya seperti League, Adidas (lari), New Balance dan Nike (futsal). Sepatu kulit untuk kerja juga sering saya 'terapi' dengan kantong teh celup :)

Lantas, apakah kita perlu memakai teh celup yang baru tiap hari? Tidak. Kantong teh celup yang sama dapat dipakai berkali-kali. Saya sendiri menggantinya tiap satu bulan. 

Sumber: Bukalapak

Bagaimana cara kerjanya?
Teh bisa menyerap bau busuk seperti itu karena teh memiliki sifat dehumidifier, sehingga dapat menyerap kelembaban.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa mencium aroma kertas pembungkus teh tubruk seperti merek Teh Tjatoet, Poci dan Teh Gopek. Nah pasti kita akan mencium aroma "kering" pada kertas pembungkusnya.

Sifat mampu menyerap kelembaban ini juga punya catatan lain. 
Disarankan, tidak menaruh teh serbuk, teh celup atau produk olahan teh lainnya berdekatan dengan bumbu dapur lainnya seperti bubuk vanili, merica, pala dan lain-lain. 

Karena teh dapat menyerap aroma bumbu tersebut dan aroma khas bumbu dapur bisa berkurang dan mempengaruhi karakter rasa bumbu yang diserap.

Saran terakhir, teh celup yang telah digunakan menghilangkan bau sepatu harus tetap dibuang ya. Jangan menyeduhnya menjadi teh hangat he-he-he. Salam. 

Sunday, September 10, 2017

Runner Jealousy, Kecemburuan Pelari :D


Benar juga kata orang, berpapasan dengan orang yang lari pagi atau sore itu (bisa) bikin iri. Jeles. Jealousy.

Saya nggak tahu teorinya. Yang pasti itu sering saya rasakan, terutama ketika saya lagi di hari yang sudah diagendakan untuk peplayon tapi batal.

Melihat orang lari berasa pengen segera ganti baju dan ganti sepatu. Maunya seh...

Tidak hanya di dekat tempat tinggal saya di Rawabelong Jakarta, ketika melihat pelari rekreasional di Cibinong sono, saya jeles. Pun begitu di perut Sumatera saat berpapasan dengan anggota TNI yang lari sendirian.

Di Jogja, ketika saya liburan dan tanpa membawa sepatu, timbul iri (tanpa dengki) ketika kawan pamit mau lari sore.

Di ujung timur, di ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut di Tembagapura, saya berpapasan dengan beberapa runner cewek yang sepertinya karyawan Freeport, tengah berlari pagi mendaki ke arah area landasan helikopter.

Padahal oksigen mulai menipis di ketinggian itu. Saya salute dengan kerja keras paru-paru dan kerja keras dengkul mbak-mbak Freeport :) #jempol

Rasa yang sama dan juga bikin gatal kaki saya ialah ketika halan-halan nun jauh memakai duit negara (upss) ke Belgia. Saya mesti menahan luapan adrenalin saat mobil yang saya tumpangi melewati Cinquantenaire atau kalau tidak salah Royal Park Brussels.

Saat itu sudah beranjak sore di hari minggu, sudut mata saya mengikuti lalu lalang para pelari Eropah yang lelarian di taman. Ada yang di trotoar luar taman, banyak juga yang mengamplas konblok dengan sepatuya di dalam taman. Pengen juga sih turun dari mobil tapi kedua bahu lagi bergelantungan kamera DSLR dan ransel kerja, alasan! Ya sudahlah :P

Oya, sampeyan bisa jadi rada sulit untuk membayangkan bagaimana bisa lelarian orang lain bikin jealous. Ah, gapapa sampeyan kebingungan, karena memang: 'only runner will understand'

:D

Program latihan lari bagi pemula, transformasi dari walker (pejalan kaki) menjadi runner, pelari :)
Manfaat olah raga lari: dongkrak daya tahan, usir penyakit batuk pilek flu jauh-jauh!


Monday, September 4, 2017

Jalan-jalan ke Qindao, China: Menengok Pabrik Mobil Wuling dan TV Hisense



Perjalanan ke China ini merupakan perjalanan pertama keluar negeri saya. Bukannya berwisata, liburan atau belanja, ini dalam rangkaian tugas negara hehehe, meninjau pabrik mobil Wuling yang baru saja dipasarkan di Indonesia dengan merek Confero S. Di China, saya melihat proses produksi di pabrik elektronika Hisense yang menghasilkan beragam produk dari smartphone, televisi layar datar, mesin cuci hingga air conditioner.

Perjalanan ini juga "tiktokan" karena langsung ke dua negara sekaligus yaitu China dan diteruskan ke Korea Selatan. Untuk jalan-jalan ke Korea, akan saya tuturkan di artikel yang berbeda.

Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, rombongan saya menggunakan maskapai Korean Air dan transit dulu ke Incheon, Korsel sebelum lanjut ke Qingdao, China.

Setelah menggelar pertemuan dengan walikota, kami segera meninjau pabrik Hisense. Di sana ditunjukkan proses produksi HP hingga televisi. Juga mesin cuci dan pendingin udara.

Yang menarik, saat di bagian produksi dan display smartphone, diperagakan bagaimana kekuatan salah satu smartphone Hisense menghadapi benturan. HP tersebut dibanting ke lantai keramik! Bukan sekadar dijatuhkan, tetapi dibanting. Lalu diambil, tidak ada yang retak, layar tetap mulus, body kinclong dan tetap beroperasi.

Lain halnya di display AC. Perhatian saya segera tertuju pada unit-unit AC yang bergambar tokoh kartun dan lukisan untuk anak kecil. Sepertinya pas sekali untuk dipasang di kamar tidur bocil :)


Pabrik Wuling
Selesai dari Hisense, kami menuju pabrik mobil Wuling. Di China, merek ini menempati ranking penjualan nomor satu.

Teknologinya pun mumpuni, Wuling bekerja sama dengan raksasa dari Amerika Serikat: General Motors dan mendirikan perusahaan patungan SGMW, SAIC General Motors Wuling. Pantas saja jika banyak disebut mesin Confero dan Chevrolet Spin merupakan mesin yang sama.

Di sini, kami juga menjajal alias test-drive beberapa mobil racikan Wuling yaitu Baojun dan Hongguang. Hongguang-lah merek yang dipasarkan Wuling di Indonesia dan dinamai Confero.

Tentu saja, unit yang kami cicipi semuanya dengan stir kiri dan bertransmisi manual. Cerita test drive 3 mobil Wuling juga saya "bocorkan" di artikel yang ini.

Perhatian saya saat itu tertancap pada desain dashboard Baojun dan Hongguang yang elegan, modern dan memanjakan pengguna. Layar LED layar sentuh, panel-panel kontril AC, musik dan lainnya terasa kompak dan user friendly.


Kursi joknya juga lembut dan empuk, sepanjang kita tidak menumpahkan kopi dan anak kita tidak menumpahkan susu hehehe.

Test drive dilakukan di lingkungan pabrik, ada trek lurus sepanjang sekitar 300 meter dan belokan ke kawasan pabrik sebelum kembali ke titik start semula.

Dipacu dengan pijakan gas yang mantap, mesin Wuling terasa lembut, responsif dan berisi. Di tikungan pada kecepatan 30-40 km/jam (maklum di komplek pabrik), body mobil tidak terasa limbung, lengkapnya ada di cerita ini.

Kami sengaja menutup kaca jendela untuk menguji kesenyapan, hasilnya saya kasih jempol meski perlu diuji lagi jika melintas di tol Jagorawi dan Cikampek :D


Tentang Baojun, ini merupakan merek luxury-nya Wuling. Ibaratnya, Toyota dengan Lexus dan Nissan yang memproduksi Infinity.

Bagi saya, Baojun terlihat gagah dan kabin yang lebih lapang. Wajarlah karena mobil ini berkapasitas 5 penumpang, terbilang keluarga SUV, sedangkan Hongguang atau Confero merupakan mobil 7 seater dan termasuk MPV.






Bir Gentong
Malam harinya adalah acara makan malam. Selain dijamu dengan masakan China (yaiyalah, mosok ya masakan Itali LD ), kami disuguhi anggur alias wine dan anggur.

Uniknya, anggurnya disiapkan dalam kemasan gentong kecil. Kata si tuan rumah, "Ini bir kebanggaan kota kami yang sudah diekspor ke luar negeri termasuk Eropa dan AS. Namanya Tsingtao Beer."

Tsingtao Beer


Apakah saya mencicipinya? Iya. Berapa gelas? setengah gentong! hahaha
Bagaimana rasanya? bagi saya, hanya ada 2 rasa bir di dunia ini: enak dan enak banget :D

Soal makanan, ini juga kesempatan spesial karena saya berkesempatan makan makanan China di tempat asalnya. Tidak hanya makanan laut tapi saya juga senang sekali karena banyak disajikan makanan dengan banyak sayuran. Entah apa saja namanya karena bagi saya: lupa nama, ingat rasa :D


Selain itu, saya juga bertandang ke industri kereta CRRC Qindao Sifang, produsen kereta cepat milik BUMN China. Untuk pelesirannya, main ke Qingdao Laoshan National Park, sebuah tempat wisata yang didalamnya terdapat kuil berusia ratusan tahun.

Salam dari Qingdao, sukses untuk mobil Wuling, Hisense dan Tsingtao Beer :)